Translate

Kamis, 22 Mei 2014

Agama Islam

Agama/diin menurut bahasa "sesuatu yg ditaati
"Bisa diambil kesimpulan jika tidak taat pada perintah Allah maka belum dikatakan beragama

_Agama/diin menurut istilah ada 2macam
.Hukum yg disyariatkan melalu lisan Nabi-Nya

.Peraturan Allah yg mengajakak kepada setiap yg berakal sehat utk menerima peraturan yg dibawa Rasululloh guna mencapai kebahagiaan mereka ketika hidup didunia dan diakhirat kelak.

Diin juga disebut millah yaitu hukum yg didiktekan oleh malaikat kepada Rasulullah: atau disebut syara' yaitu hukum yg diperintahkan Allah melalui lisan RasulNya.,

Dari Umar bin Khattab r.a. Beliau berkata : pada suatu hari, ketika kami(para sahabat) sedang sidang bersama Nabi SAW tiba tiba asuk dala ruangan sidang seorang laki laki sangat putih pakaiannya, rambutnya hitam dan seorangpu diantaranya kami tidak ada yg engenal tamu itu terus duduk berhadapan dgn Nabi, kedua tangannya diletakan keatas kedua paha Nabi dan selanjutnya tau itu berdiskusi dgn nabi,seraya tamu itu bertanya : Ya Muhhamd, coba jelaska kepada saya, .

1. Tentang Islam
Nabipun menjelaskan ttg Islam, ialah bahwa engkau naik saksi bahwa tiada Tuha yg disembah elainkan Allah dan bahwa sesungguhnya Muhammad pesuruh Allah, mengerjakan sholat, mengeluarkan zakat, berpuasa pada bulan Romadhon dan naik haji ke baitullah bila ada kemapuan berjalan kesana, tau itu mengatakan benar sekali selanjudnya tamu itu bertanyanya lagi, coba jelaskan kepada saya :
2. Tentang Iman :
Nabi puun menjelaskan tentang Iman ialah : bahwa engkau percaya adanya Allah, malaikatnya, kitab kitabnya, Rasul Rasulnya, hari kemudian, dan ketentuan yg baik dan buruk semuanya dari Allah,
Selanjudnya tamu itu bertanya lagi :
3 tentang Ihsan:
Nabipun Menjelaskan ttg ihsan ialah engkau menyembah Allah seakan akan engkau melihatNya, maka apabila engkau tidak melihatnya, maka sesungguhnya Allah melihat engkau.
Setelah tamu itu pergi, maka para sahabat masih tinggal menantika hasil diskusi itu, lalu Nabi Bersabda : Yaa Umar apa kalian tahu siapa tamu yg bertanya ? Para sahabat Nabi berkata: Allah dan Rasulnya yg lebih mengetahui. Maka Nabi bersabda: itula tadi malaikat Jibrail Alaihisalam, sengaja datang utk maksud mengerjakan kesimpulan dari pokok pokok agamu.

Sesungguhnya Agama disisi Allah adalah Islam. Ali imron 19.
Huruf Islam
Islam berasal dari kata "aslama"(menyer­ah) dan kata "salima"(selama­t) dapat ditarik sebuah definisi dari kata Islam
"Menyerahkan diri kepada Allah secara mutlak sesuai dgn ajaran Muhammad Rasululloh SAW. Untuk mencapai keselamatan dunia dan akhirat"

Islam terdiri dari 4 huruf: Alif, sin, lam-alif, mim
Alif mengisyaratkan
-ana
-Allah
-Ahad
AKUlah Allah yg maha Esa
Al anbiya 25, tho-Ha 14, Al ikhlas 1,
Syekh Abdul Karim Assaman rahmatulloh 'alaihi dlm kitab Minhatul Muhammadaiyah;
Alif Zat, adalah mesra rahasianya pada segala dzarrah/atom/­molekul
Makhluk menyebut Hu; isim ghoib/org ketiga
Allah menyebut diriNya Ana,
Orang pertama
Isyarat huruf Alif, seakan akan melahirkan kalam Qodim "Aku Allah yg maha Esa, siapa yg ingin berjumpa denganku, hendak beramal saleh dan tidak boleh menyekutukanKu dgn sesuatu apapun. Untuk sampau kepadaKu ikutilah Sin (huruf ke 2)
Keterang Al kahfi 110, Ali Imran 31, Yasin 1,2,3
Sin mengisyaratkan Muhammad SAW, dgn seluruh ajarannya.
Sin: bergerigi 3,
Mengisyaratkan
-syariat, thoriqat, hakikat
Lalu mana makrifatnya
Makrifat telah dirangkum dalam huruf Lam alif dan mim
Lam alif mengisyaratkan
La ilaha illalloh
Tiada ada Tuhan yg patut disembah kecuali Allah.
"Tidak ada yg dimaksud/­kucari kecuali Allah.
"Tidak ada yg maujud kecuali Allah.
Mim mengisyaratkan,
Muhammadarasulu­lloh
Muhammad adalah utusan Allah.
Syariat, thoriqat, hakikat, terhimpun dalam makrifat, bila salah satu gerigi SIN ditiadakan, tidak bersyariat bearti tidak melalui jalan SIN, maka tdk akan dapat merasakan kenikmatan Makrifat, dan tidak akan diterima dihadiratNya,
Siapakah SIN ???
"" kita buka suroh yasin 1,2,3,.
1.YaaSin(wahai sin')
2. Walqur'an,...demi Qur'an yg penuh nikmat,
3. Innkala... sesungguhnya engkau wahai sin adalah salah seorang Rasul
(yasin ayat 1,2,3)
Lihat suroh yasin ayat 1 dan 3,
SIN adalah : Muhammad SAW
1.YaaSin(wahai sin') > wahay Muhammad
2. Walqur'an,...demi Qur'an yg penuh nikmat,
3. Innkala... sesungguhnya engkau wahai sin adalah salah seorang Rasul
Yasin adalah Qolbu al qur'an,
Qolbu artinya jantung
Tapi biasa kita sebut hati
Betapa pentingnya peranan jantung,
Itulah isyarat sebagaimana sangat penting mengikuti jejak Rasululloh SAW,
>> jika mengetahui betapa penting Rasululloh SAW dan itu membekas dihati maka kita akan merengek nangis sejadi jadinya karena ingin mengetahui kisanya, menangis karena mau mengetahui syariat yg disyiarkannya, dan ingin melakukan sunnahnya mencari kabar apa saja sunnahnya,..
Tapi kalau pengetahuan itu tidak membekas dihati maka pengetahuan betapa pentingnya Rasululloh SAW itu menjadi Helm motor yaitu menjadi penghalang/hijab, sehingga pengetahuan itu membuat tinggi hati, merasah lebih, dan timbul penyakit hati lainnya tanpa disadari,.
Itulah serigala berbulu domba, yaitu cuma sebatas tau tapi tidak merasa(membekas dihati),.

Terjemah BISMILLAH part2

dimana kalimat tersebut terangkai atau tersusun dari 19 huruf, dan telah kita bahas akan makna-makna dari 19 huruf tersebut. Dan terdapat juga makna lain bahwa jumlah pintu neraka terdapat 19 pintu, dan setiap pintu itu dijaga oleh malaikat Zabaniah sebanyak 19 malaikat sebagaimana yang disebutkan di dalam firman Allah subhanahu wata’ala QS. Al Muddatssir. Disebutkan dalam tafsir Al Imam Qurthubi bahwa sayyidina Ali bin Abi Thalib kw berkata terhdap seseorang yang sedang menulis basmalah : “perindahlah tulisannya (lafazh basmalah) maka Allah subhanahu wata’ala akan mengampuni dosamu”. Adapun maksud memperindah disini adalah memperindah dengan niat, dan menikmati betapa indahnya Allah subhanahu wata’ala, serta mengagungkan Allah subhanahu wata’ala. Teriwayatkan juga bahwa sayyidina Ali Zainal Abidin As Sajjad ibn Husain ibn Ali ibn Abi Thalib, cucu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata : “ Jika kalian ingin selamat dari 19 malaikat zabaniah yang menjaga pintu neraka yang senantiasa memanggil nama-nama para pendosa, maka perbanyaklah membaca Bismillahirrahmaanirrahim” karena kekuatan malaikat Zabaniah sebagaimana disebutkan dalam salah satu riwayat bahwa ia memiliki 70.000 tangan, sehingga tangnnya itu dapat mengambil 70.000 pendosa untuk dilemparkan ke neraka. Dan disebutkan dalam sebuah riwayat yang shahih bahwa Allah subhanahu wata’ala menjadikan bentuk tubuh mereka menjadi sangat besar, sehingga gigi geraham mereka seperti gunung uhud dan dimasukkan ke dalam neraka, tempat orang-orang yang dimurkai Allah subhanahu wata’ala. Adapun kekuatan malaikat Zabaniah setiap kali akan melemparkan para pendosa malaikat itu berasal dari ucapan bismillahirrahmanirrahim sehingga bergeraklah 70.000 tangannya untuk mengambil 70.000 pendosa dan dimasukkan ke dalam neraka, begitu juga kekuatan api neraka berasal dari lafazh bismillahirrahmanirrahim, sehingga Al Imam Ali Zainal Abidin berkata jika seseorang ingin selamat dari malaikat zabaniyah dan selamat panggilan api neraka maka perbanyaklah mengucapkan bismillahirrahmanirrahim. Hamba-hamba shalih yang beriman yang ketika akan melintas di jembatan (Shiraat), maka api neraka jahannam berteriak : “ Melintaslah secepatnya wahai hamba Allah, cahaya kalian membakarku”

Cahaya yang ada pada hamba-hamba tersebut adalah cahaya dari sunnah dan tuntunan nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, cahaya sujud, cahaya ruku’, yang merupakan cahaya ibadah yang termulia dari segenap ibadah, yaitu cahaya shalat yang mana diawali dengan Bismillahirrahmanirrahim. Maka cahaya hamba-hamba Allah yang mulia tersebut justru mampu membakar api neraka, demikian rahasia kemuliaan para shalihin, semoga kita termasuk ke dalam golongan mereka yang melintasi jembatan shirat tanpa melihat atau mendengar deruan api neraka, sebab begitu cepatnya melintas di jembatan shirat.

Allah subhanahu wata’ala berfirman :

إِنَّ الَّذِينَ سَبَقَتْ لَهُمْ مِنَّا الْحُسْنَى أُولَئِكَ عَنْهَا مُبْعَدُونَ ، لَا يَسْمَعُونَ حَسِيسَهَا وَهُمْ فِي مَا اشْتَهَتْ أَنْفُسُهُمْ خَالِدُونَ

( الأنبياء : 101-102 )

“Sesungguhnya orang-orang yang telah ada untuk mereka ketetapan yang baik dari Kami, mereka itu dijauhkan dari neraka, mereka tidak mendengar sedikit pun suara api neraka, dan mereka kekal dalam menikmati apa yang diingini oleh mereka. ”. ( QS. Al Anbiyaa : 101-102 )

Mereka adalah orang-orang yang senantiasa meminta kepada Allah subhanahu wata’ala husnul khatimah, yaitu wafat dalam keadaan yang baik dan dalam ikatan kuat Laa ilaaha illallah Muhammadun Rasulullah. Dimana mereka akan dijauhkan dari api neraka bahkan mereka tidak akan mendengar desis api neraka apalagi gemuruhnya, padahal gemuruh api neraka terdengar dari 100 tahun perjalanan, mereka adalah orang-orang yang mencintai Allah subhanahu wata’ala dan sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda :

اَلْمَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ

“ Seseorang bersama orang yang dicintainya di hari kiamat”

Maka seharusnyalah seorang muslim menjadikan idolanya adalah sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Dijelaskan di dalam tafsir At Thabari bahwa Allah subhanahu wata’ala sebelum mengajarkan hukum-hukum syariat, yang berupa perintah atau larangan dan lainnya maka hal tersebut terlebih dahulu diawali dengan kalimat basmalah ; bismillahirrahmanirrahim. Oleh sebab itu sebagaimana yang terdapat dalam hadits-hadits bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam selalu mengucapkan Basmalah dalam setiap gerak-gerik beliau shallallahu ‘alaihi wasallam. Namun dalam perbuatan dosa atau maksiat janganlah diawali dengan basmalah. Karena seseorang yang senantiasa mengucapkan basmalah dalam setiap perbuatannya (bukan maksiat) maka berarti ia telah mengawali ibadah atau perbuatannya dengan hal yang diridhai Allah subhanahu wata’ala, yaitu nama Allah subhanahu wata’ala, sehingga setiap perbuatan yang dilakukan terikat dengan keridhaan Allah subhanahu wata’ala. Dengan makna yang lebih dalam bahwa selayaknya setiap orang tidak melakukan suatu perbuatan kecuali diawali dengan basmalah, yang seakan-seakan ia berkata : “aku tidak memulai sesuatu perbuatan kecuali dengan nama Mu Ya Allah, awal dari setiap perbuatanku selalu dengan nama-Mu Ya Allah”. Disebutkan dalam salah satu riwayat yang tsiqah yang disampaikan oleh guru mulia Al Musnid Al Arif billah Al Habib Umar bin Hafizh tentang salah satu hikayah dimana seorang wanita shalihah yang senantiasa mengucap Basmalah dalam segala perbuatannya, sehingga seorang tetangganya merasa jengkel dengan perbuatannya dan menanyakan kepadanya mengapa ia selalu mengulang-ulang kalimat tersebut, maka wanita itu menjawab bahwa jika akan terjadi musibah dan aku selalu mengucap Basmalah dalam setiap perbuatan tersebut maka Allah subhanahu wata’ala akan menjauhkan musibah tersebut dariku. Maka tetangganya itu berniat buruk kepadanya, kemudian ia menghadiakan kepadanya panci yang berisi makanan yang telah diberi racun, untuk menguji pakah ucapan wanita tersebut benar bahwa ia akan dijauhkan dari musibah sebab bacaan basmalah. Kemudian wanita itu membawa panci ynag berisi makanan itu ke rumahnya dan membuka tutup panci tersebut dengan mengucapkan Basmalah, yang kemudian Allah subhanahu wata’ala merubahnya menjadi makanan yang nikmat. Kemudian wanita itu keluar menemui tetangga yang memebrinya hadiah makanan itu dan berterima kasih kepadanya karena telah memberinya makanan yang nikmat, maka tetangga itu terkejut dan heran kemudian berkata : “Bagaimana engkau menyukai makanan yang aku berikan kepadamua?”, lalu wanita itu masuk ke dalam rumahnya, mengambil dan menunjukkan makanan itu kepada tetangganya, tetangga itu pun kaget dari keagungan kalimat Bismilllahirrahmanirrahim. Al Imam At Thabari berkata bahwa nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam selalu mengawali dengan basmalah dalam setiap gerak-geriknya, maka selayaknyalah kita mencontoh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam untuk mengawali dengan Bismillahirrahmanirrahim dalam setiap gerak gerik kita, selain perbuatan dosa atau maksiat. Sehingga perbuatan-perbuatan mubah yang kita lakukan akan mendapatkan pahala sebab diawali dengan basmalah, yang mana perbuatan-perbuatan tersebut berarti terikat dengan nama dan keridhaan Allah subhanahu wata’ala. Semoga Allah subhanahu wata’ala melimpahkan kepada kita cahaya keluhuran Bismillahirrahmanirrahim.

Al Imam At Thabari juga berkata bahwa makna kalimat باسم , huruf ب bermakna بهاء الله (kewibawaan Allah), س bermakna سناؤه (cahaya Allah) , dan م bermakna مملكته ( Kerajaan Allah). Dimana Allah subhanahu wata’ala memulai alam ini dari tiada, yang ada hanya kewibawaan Allah subhanahu wata’ala, kemudian Allah subhanahu wata’ala menciptakan seluruh alam semesta dengan cahaya-Nya sehingga terciptalah kerajaan Allah subhanahu wata’ala, demikianlah kejadian alam semesta dari tiada, dan hal tersebut dipadu oleh Allah dalam kalimat باسم yang kemudian dipadu dengan lafzh aljalalah الله . Itulah sebagian dari rahasia keagungan makna kalimat باسم الله yang bermakna “demi/dengan nama Allah”, atau “nama Allah” sedangkan huruf ba’ hanya sebagai huruf tambahan saja.

Terjemah BISMILLAH part1

maknaبِسْمِ اللهِ الرَحْمٰنِ الرَحِيْمِ yang mesti diketahui (secara ringkas saja) Al -Ba' atau huruf ba dalam bismillah mempunyai 3 makna yaitu makna Al- Half ( sumpah ) atau Ma'iyyah ( kebersamaan ), atau Ziyadah ( tambahan ). Kalau dia berarti sumpah maka bahasa terjemahnya " Demi nama Allah Arrahman Arrahim", tapi bisa juga bermaksud Ma'iyyah, bermakan " Dengan nama Allah Arrahman Arrahim" , dan juga bisa bermakna Ziyadah, yang bermaksud tambahan saja yang maksudnya " nama Allah Arrahman Arrahim". ( itu kalimat ba' nya ). Lalu kalimat Al- Ism berasal dari as- samu yaitu berasal dari kalimat tinggi yaitu nama, bismillah ( ringkaskannya ), kata yang ketiga adalah Allah yang perlu diketahui, kalimat Allah didalam tafsir Imam Ibn Abbas,

مَأْخُوْذَةٌ من الإله الذي يألهون و يتألهون إليه الناس

bahwa kalimat Allah berasal dari kalimat Al- Ilah lalu dipadukan menjadi Allah, yaitu

الذي يألهون و يتألهون إليه الناس

yaitu tempat orang mengadu dan meminta perlindungan dari kesulitan dan musibah, maka kalimat Allah merupakan gerbang penolong bagi seluruh hambaNya, jadi kalau kita ingin memaknai kalimat Allah maknanya apa, secara ringkas maknanya kalimat Allah maknanya Sang Maha Penolong dan Sang Maha memberikan bantuan yang sangat diharapkan saat kesulitan, ALLAH. Jika kita merenungkan kalimat ini saja,sudah sedemikian indahnya, ternyata kalimatMu itu wahai Allah adalah gerbang harapan bagi seluruh hambaNya, makna kalimat Allah itu adalah gerbang harapan,

الذي يألهون و يتألهون إليه الناس

Dzat yang orang berlindung padanya dan datang kepadaNya (dia) memberi pertolongan.

Wahai Gerbang harapan! yang dijelaskan oleh Syekh Abdul Qader Al-Jaelany, kalimat Allah adalah ismul a'zhom, karena kalimat ini berpadu seluruh kalimat Allah, dan dijelaskan didalam Shahih Muslim,

لَا تَقُوْمُ السَاعَةُ حَتَّى أَن لَا يُقَالَ عَلَى الْأرْضِ الله الله وَلَا تَقُوْمُ السَاعَةُ عَلَى رَجُلٍ يَقُولُ الله الله

" tidak akan datang hari kiamat selama dimuka bumi ada yang menyebutkan, memanggil nama Allah, hari kiamat tidak akan datang menimpa seseorang ia menyebut nama Allah."

karena Allah subhanahu wa ta'ala Sang Maha Pencipta, memberikan nama panggilan untuk DzatNYa adalah Gerbang Harapan, Ia berikan kepada hamba-hambaNya untuk memanggil DzatNya bukan dengan Sang Maha Raja, ya memang wahai Maha Raja ( al- Mulk ), tapi yang paling banyak adalah Allah, Gerbang Harapan. Gerbang Harapan berarti harapan terbesar layak bagi hambaNya kelak adalah Allah, yang Maha mengetahui apa yang diinginkan hambaNya dan apa yang akan menimpa hambaNya jika harapan itu diberikan, CONTOH=ada hamba yang jika diberikan harapannya maka akan terjadi musibah tanpa ia ketahui, ada hamba menginginkan sesuatu, seperti anak kecil, bocah, bayi, tidak tahu bara api itu panas, dilihat dia mau mempermainkannya mau menyentuhnya, tentunya dilarang tidak diberi bara apinya,dijauhkan darinya, kenapa? terbakar anak itu terkena bara api, atau kepada yang sedang luka,seperti jika anaknya yang masih bocah sedang luka liat bocah sedang berenang, mau ikutan berenang ditahan olehnya " kamu tidak boleh berenang, kamu luka, nanti infeksi luka kamu kena air". orang lain ikut main kok dia tidak? Nah, hal itu akan dijawab oleh Allah subhanahu wa ta'ala kelak, namun jangan dipersalahkan, " percuma dong saya berharap kepada Allah, Allah akan memberikan bagiku yang terbaik."

عَسَى أَنْ تَكْرَهُوْا شَيْأً وَهُوَ خَيرٌ لَكُمْ وَ عَسَى أَنْ تُحِبُّوْا شَيْأً وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ، وَاللهُ يَعْلَمُ وَ أَنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ

"Barangkali kalian tidak menyukai sesuatu, padahal itu baik bagi kalian, barangkali kalian menyukai sesuatu, akan tetapi hal itu buruk bagi kalian, Allah Maha Tahu kalian tidak mengetahuinya."

Allah Maha memilihkan yang terbaik, kita tidak tahu, makanan yang kita sukai barangkali beracun, kita lagi makan tiba - tiba tertendang oleh kaki kita meja tempat kita makan, tumpah " astaghfirullah ini makanan yang palng saya sukai, saya ingin makan, Allah Maha Tahu didalam makanan itu ada racun.
banyak hal seperti ini terjadi, dan juga banyak hal yang tidak kita inginkan ternyata baik untuk kita, contohnya obat, kok kita bisa pasrah ya pada dokter tpi tidak pasrah sama Allah? sama dokter kita pasrah, mau disakiti, mau ditusuk dengan jarum, mau diisi obat yang kadarnya obat ini bawa efek samping ke tubuh yang lain, kok kita pasrah? mau dipasang oksigen, mau direbahkan, mau dirontgen, mau di ini mau di itu pasrah kita kepada dokter kenapa? percaya penuh, dia ahli. Bagaimana dengan ALLAH?? kalimat بِسْمِ اللهِ dengan nama Allah atau demi nama Allah, الرَحْمٰنِ الرَحِيْمِ ( secara ringkas ) , الرَحْمٰنِ adalah Maha Pelimpah Rahmat dan kasih sayang kepada seluruh makhlukNya, seluruh makhluk, sedang الرَحِيْمِ kasih sayang Allah yang diberikan kepada orang yang beriman saja. الرَحْمٰنِ untuk semua, yang tidak beriman, yang jahat, yang fajir, fasiq, semuanya dikasih kasih sayang Allah subhanahu wa ta'ala kehidupan dimuka bumi, diberikan Rahmah, الرَحِيْمِ kenikmatan dari Allah khusus untuk orang orang yang beriman, kebanyakan diterimanya di akherat, namun di bumi juga kebagian seperti khusyu', kenikmatan mustajab do'a, kenikmatan keringanan dari musibah, banyak kenikmatan Arrahim dari Arrahman, maka kalimat الرَحْمٰنِ الرَحِيْمِ memadukan seluruh kenikmatan Allah subhanahu wa ta'la yang pernah diberikan sejak alam semesta dicipta, hingga seluruh makhluk berakhir, hingga berlangsungnya kehidupan kekal dan abadi bagi hamba yang dikehendakiNya, semua tercakup dalam kalimat الرَحْمٰنِ الرَحِيْمِ

Ketika kita bicara بِسْمِ اللهِ الرَحْمٰنِ الرَحِيْمِ dengan nama Allah yang Maha Pengasih (kepada seluruh makhluk) dan Maha Penyayang ( kepada mu'min ) sama saja kita menyebut seluruh kenikmatan anugerah Ilahi kepada para siddieqin, para auliya, para sholihin, para mu'minin, pada orang yang tidak baik, pada orang yang baik, pada orang ynag jahat, pada orang yang berbuat hina, pada orang yang berbuat mulia, semua itu terpadu dalam kalimat بِسْمِ اللهِ الرَحْمٰنِ الرَحِيْمِ seluruh kejadian alam semesta.

dijelaskan bahwa kalimat بِسْمِ اللهِ الرَحْمٰنِ الرَحِيْمِ itu ada 19 huruf, maka oleh sebab itu al- Imam Umar alMuhdhor bin Abdurrahman Assegaf 'alaihi rahmatullah, sekali waktu ziarah, pergi berkhalwah ke makam Nabiallah Hud, tempatnya jauh dari tarem, pulang bawa 40 ekor onta penuh dengan bawaan, berapa bulan hilang, datang bawa 40 ekor penuh dengan tumpukan barang beban yang penuh, dikatakan ya syekh Umar Muhdhor, wahai imam! kau lama pergi entah kemana, tiba - tiba kau datang dengan 40 ekor onta yang penuh denagn beban, apa isi onta itu dan kau dimana ? maka berkata, " aku berkhalwat, di dekat makam Nabi Hud,( memang ada tempat khalwat disitu tempatnya lembah yang landai, ada danaunya ), aku khalwat disitu " " lalu 40 ekor onta ini apa isi bebannya ini?" dia berkata " buku" " buku?", 40 ekor onta penuh , berapa ratus ribu itu buku, satu ekor onta itu bisa membawa 100 kg lebih, 200 kg mungkin masih bisa, bagaimana dengan 40 ekor onta penuh bebannya?" buku apa wahai imam?" " aku menafsirkan baru بِسْمِ اللهِ الرَحْمٰنِ الرَحِيْمِ ayat pertama dari Al- Qur'anul karim, sudah diangkat, sudah ditulis dan diangkat oleh 40 ekor onta berapa ratus ribu kitab isinya baruبِسْمِ اللهِ الرَحْمٰنِ الرَحِيْمِ ayat pertama dari surat Al-Fatehah, belum selanjutnya selanjutnya selanjutnya.

sayyidina Imam Abdullah bin Abdurrahman balfageh, Allamatuddunya ketika ia datang ke musim haji, dia seorang ulama besar hujjatul islam seorang imam besar disebut Allamtudunya karena dia disebut oleh ulama demikian karena ulama pada saat itu mengakui dia derajat nomer satu dari seluruh ulama dunia, ia pergi haji, tidak ketahuan karena pakaiannya sama semua, ketika masih memakai pakaian ihram hadir pengajian yang dihadiri guru - guru imam imam, para ulama dunia, terus berkata mufti Mekkah pada saat itu," aku ada satu masalah yang belum kutemukan jawabannya, kebetulan ini imam imam dari seluruh dunia hadir, aku ingin tanya, tolong jawabannya karena aku tidak tahu jawabannya ," maka disebutkan pertanyaannya, tidak ada satupun yang bisa menjawab. Maka disitu ada Imam Abdullah bin Abdurrahman balfageh namun tidak ketahuan karena masih memakai pakaian ihram ( yang lain sudahselesai namun ia belum selesai ihram ) maka duduk dibelakang, dan dia adalah yang tertinggi ilmunya dimasa itu, dan di seluruh ulama dunia, dia berkata kepada pemuda disebelahnya," kamu angkat tangan jawab! jawabannya ini," kemudian ( berkata pemuda itu ), " aku bisa menjawab wahai mufti Mekkah!" maka melirik seluruh ulama dunia itu, semua ulama yang hadir melirik ke pemuda ini, nah pemuda ini telah dikasih tahu jawabannya, " jawabannya ini," kaget seluruh ulama dunia ini termasuk mufti Mekkah " hei bukan kamu yang menjawab pasti, darimana kamu dapat jawab ini? jawaban ini tidak ada yang mengetahui kecuali Allamatuddunya Abdullah bin Abdurrahmna Balfageh,Allamatuddunya , maka saat itu dia berkata," aku dengar dari orang ini," maka berkata ( mufti ), " wahai imam! wahai imam besar maju kedepan kami ingin mendengar daripada ilmumu" maka dia berkata" aku tidak mempunyai waktu, aku ingin pulang,hanya beberapa hari saja aku tinggal disini," " walau beberapa haripun kami ingin membaca kitab" " iya tidak apa apa, " ia tinggal sampai satu bulan di Mekkah Almukarramah ngajar tiap harinya maghrib tentang satu kitab tapi masih tentang makana huruf ba', satu bulan belum selesai. baru ba'nya saja ditafsirkan , maknanya begini satu bulan sampai waktunya pulang belum selesai baru huruf ba',

al Imam Syafi'i merujuk pada para sahabat dengan dalil dalil yang tsigah bahwaبِسْمِ اللهِ الرَحْمٰنِ الرَحِيْمِ bagian dari awal surat Alfatehah, demikian juga Imam Hambali, Ahmad bin Hanbal, namun Imam Malik berpendapat bahwa ia bukan bagian dari surat alfatehah, hanya awal dari setiap surat saja, trkecuali Attaubah, demikian riwayat yang kita ketahui, jadi kalau kita bermakmum dengan imam yang bermazhab HAnbali, mazhab Hanbali itu tetap mewajibkan basmalah namun dengan sirran(tidak disuaraka), atau dipelankan,
tapi kalau tidak membaca bismillah, langsung aja maka tidak sah sholat kita bermakmum padanya,

, masing masing mazhab mempunyai sanad keguruannya smpai kepada Rasul salallahu 'alaihi wa sllam dengan berpegang kepada riwayat riwayat yang kuat kepada Rasul salallahu 'alaihi wa sallam dan kita berada pada mazhab Syafi'i yang menjaharkan semua bacaannya.

بِسْمِ اللهِ الرَحْمٰنِ الرَحِيْمِ
ini 19 huruf, terpadu dari 19 huruf, dan 19 huruf ini juga diriwayatkan dalam tafsir Imam Qurtuby, bahwa ii menunjukan jumlah kaum Hawariyyin, orang orang yang mendukung Nabiyallah 'Isa 'alaihi sholatu wa salam dimasa itu maksudnya بِسْمِ اللهِ الرَحْمٰنِ الرَحِيْمِ
19 huruf itu isyarah bagi orang orang nasrani bahwa Allah mengetahi berapa yang menolong Nabiyallah 'Isa 'alaihi sholatu wa salam, yaitu 19 orang Hawariyyiin yang disebut dalam firman Allah subhanahu wa ta'ala

قَالَ عِسَى ابْنُ مَرْيَمَ لِلحَوَارِيِّنَ مَنْ أَنْصَارِيْ إِلَى اللهِ قَالَ الحَوَارِيُّوْنَ نَحْنُ أَنْصَارُ اللهِ ...........

itu 19 orang, lalu berkata Nabiyallah 'Isa," maukah diantara kalian berkorban? ia nanti wajahnya ana seperti wajahku dan ia akan dihukum mati dan kujanjikan baginya surga, kemudian satu maju dari 19, maka ketika mereka ingin menangkap Nabiyallah 'Isa, ( dalam riwayat Imam Qurtuby da Imam Thabrany dalam tafsirnya ), disaat itu, Allah secepatnya mengangkat Nabiyallah 'Isa ke langit, diangkat oleh Allah subhanahu wa ta'ala,

وَمَا قَتَلُوهُ وَ مَا صَلَبُوْهُ وَلٰكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ

tidak dibunuh Nabiyallah 'Isa itu dan tidak disalib pula nanti akan tetapi satu orang diumpamakan wajahnya dirubah oleh Allah mirip dengan Nabiyallah 'Isa, dalam Tafsir Imam Qurtuby dan Thabrany mengatakan itu adalah salah satu dari kaum Hawaryyin, mereka tidak percaya, ketika Hawariyyun mengatakan bahwa "itu bukanlah Nabiyallah 'Isa akan tetapi itu salah satu dari kami," maka dihitung jumlahnya ternyata jumlah mereka 18, satu tidak ada kemana?? sudah dirubah oleh Allah wajahnya mirip Nabiyallah 'Isa ibn Maryam 'alaihi sholatu wa salam, oleh sebab itu,بِسْمِ اللهِ الرَحْمٰنِ الرَحِيْمِ itu 19 huruf dan kalimat ba' bisa bermakna ziyadah atau tambahan saja karena isyarat 19 itu satu diantaranya wafat untuk membela Nabiyallah 'Isa 'alaihi sholatu wa salam.

بِسْمِ اللهِ الرَحْمٰنِ الرَحِيْمِ ini turun kepada Nabiyallah Sulaiman 'alaihi sholatu wa salam, dibawalah suratnya oleh burung Hud-hud kalau di kita burung yang bisa bicara, burung Beo, burung itu berkata ," aku membawa surat dari Sulaiman,"

بِسْمِ اللهِ الرَحْمٰنِ الرَحِيْمِ إِنَّهُ

yang padanya tertulis sungguh Dialah Allah subhanahu wa ta'ala, ditulis surat itu oleh Nabiyallah Sulaiman diawali denganبِسْمِ اللهِ الرَحْمٰنِ الرَحِيْمِ " datanglah dengan selamat untuk menyerahkan diri jika kau ingin selamat" kata Ratu Balquis, Nabi Sulaiman diberikan Allah kekuasaan menguasai jin syeitan, manusia dan hewan dengan kekuatan بِسْمِ اللهِ الرَحْمٰنِ الرَحِيْمِ Berkata Imam Qurtuby," seluruh syariat Islam, agama islam berpadu dengan kalimat بِسْمِ اللهِ الرَحْمٰنِ الرَحِيْمِ karena Hablumminannas , berbuat baik kepada orang orang yang tidak baik itu adalah salah satu rahasia الرَحْمٰنِ kalau buat Allah ibadah yang wajib , berbuat baik kepada yang baik juga itu dari kalimat الرَحِيْمِ pecahannya, seluruh syariat ini berpadu dalam kalimatr بِسْمِ اللهِ الرَحْمٰنِ الرَحِيْمِ karena mengandung Dzat Allah dan sifat Allah subhanahu wa ta'aala.

, Nabiyallah Dawud ayahnya Nabi Sulaiman punya anak 19, sama dengan jumlah huruf basmalah, tetapi dia tidak mewariskan harta, (namanya Nabi tidak mewariskan harta ) namun Nabiyallah Dawud mendapatkan kemuliaan untuk 19 anaknya berupa anugerah dari Allah, dipadukan oleh Allah kepadda salahsatunya saja yaitu Nabi Sulaiman yang diberikan padanya rahasia kemuliaan بِسْمِ اللهِ الرَحْمٰنِ الرَحِيْمِ dari 19 huruf itu.

,dan juga dijelaskan di dalam tafsir Ibn Katsir, jumlah tukang sihir Fir'aun yang ditundukkan oleh Nabiallah Musa berjumlah 19.000 orang lagi lagi angka 19 lagi, begitu juga 19 huruf ini adalah jumlah daripada malaikat yang menjaga neraka, dijelaskan oleh Imam Qurtuby Imam Thabrany dan lainnya bahwa neraka itu terdapat padanya 19 pintu, dan setiap pintu ada penjaganya yaitu Malaikat Zabaniyah dan 19. Disebutkan dalam surat Al- Mudatsir

عَلَيْهَا تِسعَةَ عَشَرَ

dineraka itu ada 19

maksudnya 19 malaikat Zabaniyah yang menjaga dari 19 pintu daripada nerakanya Allah subhanahu wa ta'ala.

berkata sayyidina Ali Zainal 'Abidin bin Husein radhiallahu 'anhuma wa ardhohuma ," perbanyaklah kalian untuk membaca Basmalah, agar selamat dari 19 pintu neraka itu, dan 19 malaikat zabaniyah itu!" Demikian juga ucapan sayyidina Ja'far Sodieq bin Muhammad Al- Bagier bin Ali Zainal 'Abidin bin Husein radhiallahu 'anhum ajma'in, berkata sayyidina Ja'far Sodieq," perbanyaklah basmalah karena dengan memperbanyaknya kau akan mendapatkan surga dalam setiap hurufnya dan ketahuilah bahwa 19 malaikat Zabaniyah itu tidak erbuat terkecuali dengan basmalah kita " menyiksa hamba di neraka " bismillah...." lempar kedalam neraka, بِسْمِ اللهِ الرَحْمٰنِ الرَحِيْمِ lempar, kalau kau sering menyebutnya justru itu kekuatan mereka, kekuatan mereka terdapat di dalam بِسْمِ اللهِ الرَحْمٰنِ الرَحِيْمِ maka perbanyaklahبِسْمِ اللهِ الرَحْمٰنِ الرَحِيْمِ yangmana denagn itu engkau akan selamat dari 19 pintu neraka itu!

sayyidina Busyro Al-Hady salah seorang ulama besar, ulama salaf sholeh yang masyhur, beliau awal awal sebelum diangkat menjadi Imam besar, ia melihat tulisan بِسْمِ اللهِ الرَحْمٰنِ الرَحِيْمِ di jalan, kemudian ia mengambilnya dan berkata " Robby, Robby" lalu menciumnya, dan menaruh di dahinya, dan diberikan wewangian kemudian ditaruh di tempat yang tinggi dirumahnya, maka Allah wangikan namanya diantara masyarakatnya dimasa itu , namanya wangi yaitu dicintai oleh banyak orang karena mewangikan nama Allah subhanahu wa ta'ala.

Rasul slallahu 'alaihi wa sallam dalam setiap gerak geriknya tidak pernah lepas dari basmalah, duduk basmalah, berdiri basmalah, makan basmalah, minum basmalah, keluar basmalah, masuk basmalah, berbuat ini dan itu semuaبِسْمِ اللهِ الرَحْمٰنِ الرَحِيْمِ maka perbanyaklah!

dan rahasia Al- Qur'anul karim itu keseluruhannya ada padaبِسْمِ اللهِ الرَحْمٰنِ الرَحِيْمِ yaitu ada pada surat Al-fatehah dan seluruh kemuliaan makna Al-Fatehah adapa pada kalimat بِسْمِ اللهِ الرَحْمٰنِ الرَحِيْمِ dan dari seluruh makna kalimat itu ada pada kalimat ALLAH

Keutamaan Berilmu & Mengamalkan Ilmunya

Muhammad bin Ali berkata : “Dua roka’at dari seorang alim, lebih utama daripada tujuh puluh roka’at dari orang yang bodoh (tidak alim).” (R. Ibnu An Najar, Kitab Irsyadul ‘Ibad)



Ibnu Abbas ra. berkata : “Seorang alim jika mati, maka Allah membentuk ilmunya bagaikan orang yang menyenangkannya dalam kubur hingga hari kiamat, dan mengelakkan daripadanya segala binatang jahat ditanah.” (R. Ad Dailami, Kitab Irsyadul ‘Ibad)

Ibnu Abbas ra. berkata : “Jika bertemu orang alim dengan orang abid diatas shirat, maka diperintahkan kepada abid itu: Masuklah kesurga dan bersuka-suka karena ibadatmu, dan dikatakan kepada orang alim itu berhentilah disini, dan berikan syafa’atmu pada siapa yang engkau suka, maka tiadalah engkau memberi syafa’at kepada seorang melainkan akan diterima oleh Allah, maka ia berdiri sebagaimana kedudukan para Nabi.” (R. Abusy Syaikh dan Ad Daelami, Kitab Irsyadul ‘Ibad)


Nabi saww. bersabda : “Handaknya kamu semua memuliakan ulama’, karena mereka itu orang-orang yang mulia menurut Allah dan dimulyakan.” (Kitab Lubabul Hadits)



Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abdul A'la Ash Shan'ani telah menceritakan kepada kami Salamah bin Raja` telah menceritakan kepada kami Al Walid bin Jamil telah menceritakan kepada kami Al Qashim Abu Abdurrahman dari Abu Umamah Al Bahili ia berkata; "Dua orang disebutkan di sisi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, salah seorang adalah ahli ibadah dan yang lain seorang yang berilmu, kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Keutamaan seorang alim dari seorang abid seperti keutamaanku dari orang yang paling rendah di antara kalian, " kemudian beliau melanjutkan sabdanya: "Sesungguhnya Allah, MalaikatNya serta penduduk langit dan bumi bahkan semut yang ada di dalam sarangnya sampai ikan paus, mereka akan mendoakan untuk orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia." Abu Isa berkata; Hadits ini hasan gharib shahih. Perawi berkata; "Aku mendengar Abu 'Ammar Al Husain bin Huraits Al Khuza'I berkata; Aku mendengar Al Fudlail bin Iyadl berkata; "Seorang alim yang mengamalkan ilmunya dan mengajarkan ilmunya akan dipanggil besar oleh para Malaikat yang ada di langit." (HR. At tirmidzi No.2609)



Nab saww. bersabda : “Keutamaan seorang alim atas ahli ibadah bagaikan keutamaan bulan di malam purnama atas seluruh bintang-bintang.” (Kitab Lubabul Hadits)

Dalam satu riwayat Al Harits bin Abu Usanah dari Sa’id Al Khudri ra. dari Nabi saww. bersabda : “Keutamaan seorang alim atas ahli ibadah bagaikan keutamaanku atas umatku.” (Kitab Tanqihul Qaul)


Nabi saww. bersabda : “Barangsiapa memandang wajah orang alim dengan satu pandangan lalu ia merasa senang dengannya, maka Allah Ta’ala menciptakan malaikat dari pandangan itu dan memohonkan ampun kepadanya sampai hari kiamat.” (Kitab Lubabul Hadits)

Nabi saww. bersabda : “Barangsiapa memuliakan orang alim maka ia memuliakan aku, barangsiapa memuliakan aku maka ia memuliakan Allah, dan barangsiapa memuliakan Allah maka tempat kembalinya adalah surga.” (Kitab Lubabul Hadits)



Nabi saww. bersabda : “Hendaknya kamu semua memuliakan para ulama, karena mereka itu adalah pewaris para Nabi, maka barangsiapa memuliakan mereka berarti memuliakan Allah dan Rasul-Nya.” (HR. Al Khatib Al Baghdadi dari Jabir ra., Kitab Tanqihul Qaul)

Nabi saww. bersabda : “Tidurnya orang alim itu lebih utama daripada ibadah orang bodoh.” (Kitab Lubabul Hadits)


Nabi saww. bersabda : “Barangsiapa mengunjungi orang alim maka ia seperti mengunjungi aku, barangsiapa berjabat tangan kepada orang alim ia seperti berjabat tangan denganku, barangsiapa duduk bersama orang alim maka ia seperti duduk denganku didunia, dan barangsiapa yang duduk bersamaku didunia maka aku mendudukkanya pada hari kiamat bersamaku.” (Kitab Lubabul Hadits)

Dari Anas bin Malik ra., bahwasanya Rasulullah bersabda : “Barangsiapa mengunjungi orang alim berarti ia mengunjungi aku, barangsiapa mengunjungi aku maka ia wajib memperoleh syafa’atku, dan setiap langkah memperoleh pahala orang mati syahid.” (Kitab Tanqihul Qaul)


Dari Abu Harairah ra., saya mendengar Rasulullah saww. bersabda : “Barangsiapa mengunjungi orang alim, maka aku menjamin kepadanya dimasukkan surga oleh Allah”. (Kitab Tanqihul Qaul)


Nabi saww. bersabda : “Seorang alim fiqih yang perwira (wara’) adalah lebih berat bagi syaitan daripada seribu orang ahli ibadah yang tekun yang bodoh lagi perwira.” (Kitab Tanqihul Qaul)

Telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Ahmad telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Daud bin Syabur ia mendengar Syahr bin Hausyab berkata: " Luqman berkata kepada anaknya: 'Wahai anakku, janganlah kamu mempelajari ilmu untuk menandingi para ulama, atau untuk berbantah-bantahan dengan orang-orang bodoh atau untuk berbuat riya dalam majlis-majlis, dan janganlah kamu meninggalkan ilmu karena tidak selera terhadapnya(malas belajar) dan senang dalam kebodohan. Jika kamu melihat suatu kaum berdzikir kepada Allah, duduklah bersama mereka, sebab Jikalah engkau menjadi seorang alim, ilmumu akan memberi manfaat kepadamu dan jika kamu menjadi orang bodoh mereka akan mengajarimu, siapa tahu Allah membukakan rahmatNya untuk mereka sehingga kamu juga memperolehnya bersama mereka. Sebaliknya jika kamu melihat suatu kaum yang tidak berdzikir kepada Allah, janganlah duduk bersama mereka, karena jika kamu seorang alim, ilmumu tidak akan memberi manfaat, dan jika kamu seorang yang bodoh, mereka tidak menambah kepadamu kecuali kebodohan. Siapa tahu Allah menimpakan murka-Nya, sehingga murka-Nya juga menimpamu bersama mereka' ". (HR. Ad Darimi No.383)


Dari Ali bin Abu Thalib ra. bahwasanya ia berkata : Rasulullah saww. bersabda : “Orang yang mengunjungi kubur orang alim, lalu ia membacakan ayat-ayat dari kitab Allah, maka Allah Ta’ala menjadikan padanya setiap langkahnya satu gedung disurga, ia juga memperoleh pahala setiap huruf yang dibacanya atas kuburnya itu satu gedung di surga dari emas.” Demikian disebutkan dalam Riyadhus Sholihin. (Kitab Tanqihul Qaul)



Ancaman bagi seorang yang berilmu/'Alim yang tidak mengamalkan ilmunya :


Dari Abu Hurairah ra., dari Nabi saww. bahwasanya beliu bersabda : “Tiadalah seorang alim yang tidak mengamalkan ilmunya, melainkan Allah mencabut ruhnya tanpa syahadat, dan memanggilnya pemanggil dari langit: “Hai orang yang berdosa, merugilah kamu di dunia dan di akhirat.” (Kitab Tanqihul Qaul)

Dari Umar bin Khoththob ra., saya mendengar Rasulullah saww. bersabda : “Sesungguhnya apabila orang alim itu tidak mengamalkan ilmunya, maka ilmu itu melaknatinya dari perutnya, dan melaknatinya segala sesuatu yang terkena matahari, lalu malaikat hafadzoh setiap hari menulis pada lembaran buku verbal amal sampai selesai. Inilah seorang hamba yang putus asa dari rahmat Allah, wahai hamba Allah, hai orang yang menyia-nyiakan hak-hak tuannya, hai orang yang tidak mengamalkan ilmunya, kutukan Allah tetap padamu. Jika ia mati maka Allah mencabur ruhnya tanpa syahadat, dan kematian itu terhalangi dari membawa iman.” (Kitab Tanqihul Qaul)

Telah menceritakan kepada kami Abu al Asy'ats Ahmad bin al Miqdam Al 'Ijli Al Bashri telah menceritakan kepada kami Umayyah bin Khalid telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Yahya bin Thalhah telah bercerita kepada kami Ibnu Ka'b bin Malik dari bapaknya dia berkata; Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa menuntut ilmu untuk mendebat para ulama, atau untuk mengolok-olok orang bodoh atau untuk mengalihkan pandangan manusia kepadanya, niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam neraka". Abu Isa berkata; 'Hadits ini gharib, kami tidak mengetahuinya kecuali dari jalur sanad ini. Ishaq bin Yahya bin Thalhah derajatnya bukan kuat menurut mereka, dan dia dibicarakan dari segi hafalannya.' (HR. At Tirmidzi No.2578, Ibnumajah No.249, 254, 255, 256)


Ibnu Mas’ud ra. Nabi Muhammad saww. bersabda : “Tiap orang yang diberi oleh Allah ilmu agama, lalu disembunyikannya, maka Allah mengendalikan mulutnya pada hari kiamat dengan kendali dari api neraka.” (HR. Ath Thabarani, Kitab ’Ibad)

Abu Hurairah ra., Nabi Muhammad saww. bersabda : “Barangsiapa yang belajar ilmu agama yang seharusnya untuk mencapai keridho’an Allah, tiba-tiba dipelajarinya hanya untuk mencapai tujuan dunia, maka ia tidak akan mendapatkan bau surge pada hari kiamat.” (HR. An Nasa’I, Kitab Irsyadul ‘Ibad)


Nabi Muhammad saww. bersabda : “Barangsiapa bertambah ilmunya, tetapi tidak bertambah petunjuknya (amalnya), maka tiadalah ia bertambah melaikan jauh dari Allah.” (An Nashaaih Ad Diniyah)


Al Hasan ra. berkata : “Tiada seorang berkhutbah (ceramah) suatu khutbah melainkan Allah akan menanyakan tentang tujuan khutbah itu pada hari kiamat (akaha tujuannya).” (HR. Ibnu Abidunya, Al Baihaqi, Hadits Mursal, Kitab Irsyadul ‘Ibad)



Hilangnya Ilmu :


Telah menceritakan kepada kami Harun bin Ishaq al Hamdani telah menceritakan kepada kami 'Abdah bin Sulaiman dari Hisyam bin Urwah dari Bapaknya dari Abdullah bin 'Amru bin al 'Ash dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu dengan cara mencabutnya langsung dari manusia, akan tetapi Dia mencabut ilmu dengan mewafatkan para ulama, hingga ketika Dia tidak meninggalkan seorang alim (di muka bumi) maka manusia menjadikan orang-orang jahil sebagai pemimpin, lalu mereka ditanya, maka mereka memberikan fatwa tanpa ilmu, mereka sesat dan menyesatkan." Dan pada bab tersebut juga diriwayatkan dari Aisyah dan Ziyad bin Labid. Abu Isa berkata; 'Ini adalah hadits hasan shahih. Dan az Zuhri telah meriwayatkan hadits ini dari Urwah dari Abdullah bin 'Amru dan dari Urwah dari Aisyah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam hadits semisal ini. (HR. At Tirmidzi No.2576, Bukhori No.98, 6763, Muslim No.4828, 4829, Ahmad No.6222, 6498, Ibnumajah No.51, 2084, Ad Darimi No.241)

Keutamaan Menuntut ilmu

Anas ra. berkata: Rasulullah saww. bersabda: “Tuntutlah ilmu walau dinegri cina, sebab menuntut ilmu agama itu wajib atas tiap orang muslim, sesungguhnya malaikat menghamparkan sayapnya pada orang yang menuntut ilmu karena ridha (suka/senang) dengan apa yang dituntutnya (dicari).” (HR. Ibnu Abdul Barr, Kitab Irsyadul ‘Ibad)



Telah menceritakan kepada kami Bakr bin Khalaf Abu Bisyr berkata, telah menceritakan kepada kami Abdul A'la dari Ma'mar dari Zuhri dari Sa'id Ibnul Musayyab dari Abu Hurairah ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa dikehendaki Allah untuk mendapat kebaikan, maka Allah akan memberikan pemahaman kepadanya tentang agama." (HR. Ibnumajah No.216, 217, Bukhori No.69, 2884, 6768, Ahmad No.16243, 16323, Ad Darimi No.226, 227, 228)



Telah menceritakan kepada kami Musaddad bin Musarhad telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Daud aku mendengar 'Ashim bin Raja bin Haiwah menceritakan dari Daud bin Jamil dari Katsir bin Qais ia berkata, "Aku pernah duduk bersama Abu Ad Darda di masjid Damaskus, lalu datanglah seorang laki-laki kepadanya dan berkata, "Wahai Abu Ad Darda, sesungguhnya aku datang kepadamu dari kota Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam karena sebuah hadits yang sampai kepadaku bahwa engkau meriwayatannya dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Dan tidaklah aku datang kecuali untuk itu." Abu Ad Darda lalu berkata, "Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa meniti jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan mempermudahnya jalan ke surga. Sungguh, para Malaikat merendahkan sayapnya sebagai keridlaan kepada penuntut ilmu. Orang yang berilmu akan dimintakan maaf oleh penduduk langit dan bumi hingga ikan yang ada di dasar laut. Kelebihan serang alim dibanding ahli ibadah seperti keutamaan rembulan pada malam purnama atas seluruh bintang. Para ulama adalah pewaris para nabi, dan para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, mereka hanyalah mewariskan ilmu. Barangsiapa mengambilnya maka ia telah mengambil bagian yang banyak." Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Wazir Ad Dimasyqi telah menceritakan kepada kami Al Walid ia berkata; aku berjumpa dengan Syabib bin Syaibah lalu ia menceritakannya kepadaku dari Utsman bin Abu Saudah dari Abu Ad Darda dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan maknanya." (HR. Abudaud No.3157, Ahmad No.7965, 20723, At Tirmidzi No.2570, 2606, Ibnumajah No.219, Ad Darimi No.346, 348)


Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Yunus telah menceritakan kepada kami Zaidah dari Al A'masy dari Abu Shalih dari Abu Hurairah ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidaklah seorang laki-laki yang meniti jalan untuk mencari ilmu melainkan Allah akan mempermudah baginya jalan menuju Surga. Dan barangsiapa yang lambat amalannya maka nasabnya tidak akan memberinya manfaat." (HR. Abudaud No.3158, Ibnumajah No.221)



Telah menceritakan kepada kami Hisyam bin Ammar berkata, telah menceritakan kepada kami Hafsh bin Sulaiman berkata, telah menceritakan kepada kami Katsir bin Syinzhir dari Muhammad bin Sirin dari Anas bin Malik ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim. Dan orang yang meletakkan ilmu bukan pada pada ahlinya, seperti seorang yang mengalungkan mutiara, intan dan emas ke leher babi." (HR.Ibnumajah No.220)



Telah bercerita kepada kami Muhammmad bin Humaid ar Razi telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mu'alla telah bercerita kepada kami Ziyad bin Khaitsamah dari Abu Dawud dari Abdullah bin Syakhbarah dari Syakhbarah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Barangsiapa menuntut ilmu, maka itu sebagai penghapus dosa-dosanya yang telah lalu". Abu Isa berkata; 'Hadits ini sanadnya dhaif, karena Abu Daud dilemahkan dalam hadits ini, dan kami tidak mengetahui Abdullah bin Syakhbarah memiliki sesuatu yang besar, dan tidak pula bapaknya. Adapun nama Abu Daud adalah Nufai' Al A'ma. Qatadah dan tidak hanya seorang ahli ilmu membicarakannya.' (HR. At Tirmidzi No.2572, Ad Darimi No.560)


Nabi saww. bersabda kepada Abdullah bin Mas’ud ra.: “Hai Ibnu Mas’ud, dudukmu satu jam di majlis ilmu engkau tidak menyentuh pulpen dan tidak menulis satu huruf saja, adalah lebih baik bagimu daripada memerdekakan seribu budak, dan memandangmu pada muka orang alim, adalah lebih baik bagimu dari pada bersedekah seribu kuda di jalan Allah, dan salammu kepada orang alim adalah lebih baik daripada beribadah seribu tahun.” (Kitab Lubabul Hadits)



Nabi saww. bersabda : “Barangsiapa berpindah (pergi untuk) menuntut ilmu maka dosanya diampuni sebelum ia melangkah.” (Kitab Lubabul Hadits)


Nabi saww. bersabda : “Barangsiapa yang mempelajari satu bab dari ilmu yang diamalkan, adalah lebih utama daripada melakukan shalat sunnah seribu roka’at.” (Kitab Lubabul Hadits)


Dari sahabat Umar bin Khoththob ra. berkata : Aku telah mendengar Rasulullah saww. bersabda : “Barangsiapa berjalan (pergi) ke saresehan (majlis pengajian) orang alim, ia memperoleh pahala setiap satu langkah seratus kebaikan, apabila ia duduk di sisinya dan mendengarkan apa yang diajarkannya, maka baginya berpahala dari setiap kalimatnya satu kebaikan.” Demikian disebutkan Imam An Nawawi dalam Riyadhush Sholihin. (Kitab Tanqihul Qaul)


Usman ra. berkata: Nabi Muhammad saww. bersabda : “Pertama yang dapat memberikan syafa’atnya para Nabi, kemudian para Ulama’ (orang-orang yang berilmu agama) kemudian para syuhada (orang-orang yang mati syahid).” (HR. Al Khatib)


Dari Abu Harairah ra. berkata: Nabi saww. bersabda : “Tidak ada amal yang lebih utama untuk beribadat kepada Allah seperti fiqih (pengertian) dalam agama dan orang yang faqih (pandai benar) dalam agama lebih berat terhadap syaitan dari seribu ahli ibadat dan setiap sesuatu ada tiang sendinya sedang tiang sendi agama ialah fiqih.” (HR. Ath Thabarani dan Al Baihaqi, Kitab Irsyadul ‘Ibad)

Mu’adz ra. berkata: Nabi saww. bersabda : “Apabila Allah member hidayat pada seseorang disebabkan karena ajaranmu, maka lebih baik bagimu daripada mendapat dunia dan seisinya.” (HR. Ahmad)


Ibnu Abbas ra. berkata : “Menuntut Ilmu sesaat (satu jam) lebih baik dari bangun ibadat satu malam, dan menuntut ilmu sehari lebih baik dari pada puasa tiga bulan.” (R. Ad Dailami, Kitab Irsyadul ‘Ibad)

Sakhbarah ra. berkata : “Barangsiapa yang menuntut ilmu maka menjadi penebus dosa-dosa yang telah lalu.” (R. At Tirmidzi, Kitab Irsyadul ‘Ibad)


A’isyah ra. berkata : “Barangsiapa yang pindah untuk belajar ilmu, maka akan diampuni baginya sebelum melangkahkan kakinya.” (R. Asy Syairazi, Kitab Irsyadul ‘Ibad)

Ibnu Abbas ra. berkata : “Nabi Sulaiman as. diberi kesempatan untuk memilih antara harta, kerajaan dan ilmu, maka ia memilih ilmu, maka diberi (juga) kerajaan dan kekayaan, karena ia memilih ilmu, maka yang lainnya ikut padanya.” (R. Ibnu Asakir dan Ad Dailami, Kitab Irsyadul ‘Ibad)


Abu Umamah ra. berkata : “Tiap orang yang tumbuh dalam menuntut ilmu dan ibadat hingga besar (tua), maka Allah akan memberinya pahala tujuh puluh dua orang siddiq pada hari qiamat.” (R. Ath Thabarani, Kitab Irsyadul ‘Ibad)


Anas ra. berkata : “Ulama sebagai pewaris dari para Nabi, mereka dicintai oleh ahli langit, dan dibacakan istighfar oleh ikan dilaut, jika mereka mati hingga hari kiamat.” (R. Ibnu An Najar, Kitab Irsyadul ‘Ibad)

Muhammad bin Ali berkata : “Dua roka’at dari seorang alim, lebih utama daripada tujuh puluh roka’at dari orang yang bodoh (tidak alim).” (R. Ibnu An Najar, Kitab Irsyadul ‘Ibad)



Ibnu Abbas ra. berkata : “Seorang alim jika mati, maka Allah membentuk ilmunya bagaikan orang yang menyenangkannya dalam kubur hingga hari kiamat, dan mengelakkan daripadanya segala binatang jahat ditanah.” (R. Ad Dailami, Kitab Irsyadul ‘Ibad)

Ibnu Abbas ra. berkata : “Jika bertemu orang alim dengan orang abid diatas shirat, maka diperintahkan kepada abid itu: Masuklah kesurga dan bersuka-suka karena ibadatmu, dan dikatakan kepada orang alim itu berhentilah disini, dan berikan syafa’atmu pada siapa yang engkau suka, maka tiadalah engkau memberi syafa’at kepada seorang melainkan akan diterima oleh Allah, maka ia berdiri sebagaimana kedudukan para Nabi.” (R. Abusy Syaikh dan Ad Daelami, Kitab Irsyadul ‘Ibad)


Abu Said ra. berkata : “Barangsiapa mengajar satu ayat dari kitab Allah, atau satu bab dari ilmu agama, maka Allah akan menumbuhkan pahalanya hingga hari qiamat.” (R. Ibnu Asakir, Kitab Irsyadul ‘Ibad)



Mu’adz bin Anas ra. berkata : “Barangsiapa yang mengajar ilmu agama, maka ia mendapat pahala orang yang mengamalkan ilmu itu, dan tidak mengurangi pahalanya orang yang beramal (berbuat).” (R. Ibnu Majah, Kitab Irsyadul ‘Ibad)


Ibnu Abbas ra. berkata : “Pergi diwaktu pagi atau sora kemesjid untuk mengajar ilmu agama lebih baik disisi Allah daripada jihad fisabilillah.” (R. Abnu An Najar, Kitab Irsyadul ‘Ibad)



Imam Asy Syafi’I berkata : Aku telah mengadu kepada imam Waqi' tentang hafalanku yang rusak, maka beliau memberitahukan bahwa obatnya itu dengan meninggalkan maksiat.


Imam Asy Syafi’I berkata : Dan beliau berkata bahwa ilmu itu adalah cahaya dan cahayanya Allah tidak akan diberikan kepada orang yang bermaksiat kepadanya.

Menuntut Ilmu



Adapun penuntut ilmu harus mengetahui, sbb;
Niat saat akan belajar ilmu agama "jangan untuk bersaing dgn Ulama, dan haus sanjungan, dan menghardik orang awam tapi niat ingin mendekatkan diri kepada Allah dan diakhirat kelak bisa memandang wujud hakiki Allah,niat belajar ilmu ingin taat akan perintah Allah sesuai dengan hadist 
Sabda Rasululloh SAW dari riwayat Abu Sa'I'd r.a
"Sesungguhnya Allah SWT, tidak mewajibkan sesuatu lebih utama dari ilmu tauhid(tauhid termasuk katagori tasawuf) dan shalat(syariat,­,, fiqih).
_dapatlah disimpulakan dari hadist tsb Allah menganjurkan mempelajari ilmu syariat dan ilmu ketuhanan (hakikat)

"Menuntut ilmu(agama) wajib bagi setiap muslim baik laki-laki maupun perempuan” (H.R. ibnu Majah)

_ imamul Al Ghozali berkata ilmu itu ada 2,
Ilmu fardlu 'ain (berkenaan­ tentang agama) seperti hadist Sesungguhnya Allah SWT, tidak mewajibkan sesuatu lebih utama dari ilmu tauhid dan shalat,
Dan ilmu fardlu kifayah "biologi, kedokteran, dll,

HAQ-NYA ILMU 6 PERKARA
1).Ilmu itu menambahkan takut
dirimu kepada ALLAH.
2).Ilmu itu menambah
penglihatanmu akan aib dirimu.
3).Ilmu itu menambah
makrifatmu dalam beribadah.
4).Ilmu itu menambahkan
kecintaanmu terhadap akhirat
dan mengurangi kecintaan
kepada dunia
.
5).Ilmu itu membukakan pintu
hatimu untuk mengenali
bermacam-macam penyakit
amalmu sehingga engkau dapat
menjauhinya.
6).Ilmu itu menambahkn
penglihatanmu terhadap tipu
daya syaitan dan
penipuannya sehingga engkau
arif dengan kehalusan tipu
dayanya ketika dia
menyesatkan .

Setiap bertambah ilmuku, maka
semakin bertambah aku tahu akan
kebodohanku.”

Petikan dari salah satu Imam
Mazhab yang empat, yaitu Imam
Asy-Syafi’i. Suatu hikmah yang perlu
kita perhatikan sebagai Thalabul
‘Ilmi.

Mari kita renungi bersama. Kita
bandingkan dengan diri kita.
Seringkali kita ketika mempunyai
ilmu baru, kita merasa semakin
pintar dan sombong. Berusaha
menunjukkan kepintaran kita di
hadapan orang lain. Bahkan tidak
jarang digunakan untuk mendebat
orang-orang yang belum tahu. Bukannya untuk saling berbagi tapi untuk meninggikan diri

“Barangsiapa yang menuntut ilmu
untuk mendebat orang bodoh, atau
berbangga di depan ulama, atau
mencari perhatian manusia
kepadanya, maka dia di
neraka.” (HR. Ibnu Majah No. 253.
At Tirmidzi No. 2654)