Translate

Kamis, 22 Mei 2014

Keutamaan Menuntut ilmu

Anas ra. berkata: Rasulullah saww. bersabda: “Tuntutlah ilmu walau dinegri cina, sebab menuntut ilmu agama itu wajib atas tiap orang muslim, sesungguhnya malaikat menghamparkan sayapnya pada orang yang menuntut ilmu karena ridha (suka/senang) dengan apa yang dituntutnya (dicari).” (HR. Ibnu Abdul Barr, Kitab Irsyadul ‘Ibad)



Telah menceritakan kepada kami Bakr bin Khalaf Abu Bisyr berkata, telah menceritakan kepada kami Abdul A'la dari Ma'mar dari Zuhri dari Sa'id Ibnul Musayyab dari Abu Hurairah ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa dikehendaki Allah untuk mendapat kebaikan, maka Allah akan memberikan pemahaman kepadanya tentang agama." (HR. Ibnumajah No.216, 217, Bukhori No.69, 2884, 6768, Ahmad No.16243, 16323, Ad Darimi No.226, 227, 228)



Telah menceritakan kepada kami Musaddad bin Musarhad telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Daud aku mendengar 'Ashim bin Raja bin Haiwah menceritakan dari Daud bin Jamil dari Katsir bin Qais ia berkata, "Aku pernah duduk bersama Abu Ad Darda di masjid Damaskus, lalu datanglah seorang laki-laki kepadanya dan berkata, "Wahai Abu Ad Darda, sesungguhnya aku datang kepadamu dari kota Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam karena sebuah hadits yang sampai kepadaku bahwa engkau meriwayatannya dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Dan tidaklah aku datang kecuali untuk itu." Abu Ad Darda lalu berkata, "Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa meniti jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan mempermudahnya jalan ke surga. Sungguh, para Malaikat merendahkan sayapnya sebagai keridlaan kepada penuntut ilmu. Orang yang berilmu akan dimintakan maaf oleh penduduk langit dan bumi hingga ikan yang ada di dasar laut. Kelebihan serang alim dibanding ahli ibadah seperti keutamaan rembulan pada malam purnama atas seluruh bintang. Para ulama adalah pewaris para nabi, dan para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, mereka hanyalah mewariskan ilmu. Barangsiapa mengambilnya maka ia telah mengambil bagian yang banyak." Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Wazir Ad Dimasyqi telah menceritakan kepada kami Al Walid ia berkata; aku berjumpa dengan Syabib bin Syaibah lalu ia menceritakannya kepadaku dari Utsman bin Abu Saudah dari Abu Ad Darda dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan maknanya." (HR. Abudaud No.3157, Ahmad No.7965, 20723, At Tirmidzi No.2570, 2606, Ibnumajah No.219, Ad Darimi No.346, 348)


Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Yunus telah menceritakan kepada kami Zaidah dari Al A'masy dari Abu Shalih dari Abu Hurairah ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidaklah seorang laki-laki yang meniti jalan untuk mencari ilmu melainkan Allah akan mempermudah baginya jalan menuju Surga. Dan barangsiapa yang lambat amalannya maka nasabnya tidak akan memberinya manfaat." (HR. Abudaud No.3158, Ibnumajah No.221)



Telah menceritakan kepada kami Hisyam bin Ammar berkata, telah menceritakan kepada kami Hafsh bin Sulaiman berkata, telah menceritakan kepada kami Katsir bin Syinzhir dari Muhammad bin Sirin dari Anas bin Malik ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim. Dan orang yang meletakkan ilmu bukan pada pada ahlinya, seperti seorang yang mengalungkan mutiara, intan dan emas ke leher babi." (HR.Ibnumajah No.220)



Telah bercerita kepada kami Muhammmad bin Humaid ar Razi telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mu'alla telah bercerita kepada kami Ziyad bin Khaitsamah dari Abu Dawud dari Abdullah bin Syakhbarah dari Syakhbarah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Barangsiapa menuntut ilmu, maka itu sebagai penghapus dosa-dosanya yang telah lalu". Abu Isa berkata; 'Hadits ini sanadnya dhaif, karena Abu Daud dilemahkan dalam hadits ini, dan kami tidak mengetahui Abdullah bin Syakhbarah memiliki sesuatu yang besar, dan tidak pula bapaknya. Adapun nama Abu Daud adalah Nufai' Al A'ma. Qatadah dan tidak hanya seorang ahli ilmu membicarakannya.' (HR. At Tirmidzi No.2572, Ad Darimi No.560)


Nabi saww. bersabda kepada Abdullah bin Mas’ud ra.: “Hai Ibnu Mas’ud, dudukmu satu jam di majlis ilmu engkau tidak menyentuh pulpen dan tidak menulis satu huruf saja, adalah lebih baik bagimu daripada memerdekakan seribu budak, dan memandangmu pada muka orang alim, adalah lebih baik bagimu dari pada bersedekah seribu kuda di jalan Allah, dan salammu kepada orang alim adalah lebih baik daripada beribadah seribu tahun.” (Kitab Lubabul Hadits)



Nabi saww. bersabda : “Barangsiapa berpindah (pergi untuk) menuntut ilmu maka dosanya diampuni sebelum ia melangkah.” (Kitab Lubabul Hadits)


Nabi saww. bersabda : “Barangsiapa yang mempelajari satu bab dari ilmu yang diamalkan, adalah lebih utama daripada melakukan shalat sunnah seribu roka’at.” (Kitab Lubabul Hadits)


Dari sahabat Umar bin Khoththob ra. berkata : Aku telah mendengar Rasulullah saww. bersabda : “Barangsiapa berjalan (pergi) ke saresehan (majlis pengajian) orang alim, ia memperoleh pahala setiap satu langkah seratus kebaikan, apabila ia duduk di sisinya dan mendengarkan apa yang diajarkannya, maka baginya berpahala dari setiap kalimatnya satu kebaikan.” Demikian disebutkan Imam An Nawawi dalam Riyadhush Sholihin. (Kitab Tanqihul Qaul)


Usman ra. berkata: Nabi Muhammad saww. bersabda : “Pertama yang dapat memberikan syafa’atnya para Nabi, kemudian para Ulama’ (orang-orang yang berilmu agama) kemudian para syuhada (orang-orang yang mati syahid).” (HR. Al Khatib)


Dari Abu Harairah ra. berkata: Nabi saww. bersabda : “Tidak ada amal yang lebih utama untuk beribadat kepada Allah seperti fiqih (pengertian) dalam agama dan orang yang faqih (pandai benar) dalam agama lebih berat terhadap syaitan dari seribu ahli ibadat dan setiap sesuatu ada tiang sendinya sedang tiang sendi agama ialah fiqih.” (HR. Ath Thabarani dan Al Baihaqi, Kitab Irsyadul ‘Ibad)

Mu’adz ra. berkata: Nabi saww. bersabda : “Apabila Allah member hidayat pada seseorang disebabkan karena ajaranmu, maka lebih baik bagimu daripada mendapat dunia dan seisinya.” (HR. Ahmad)


Ibnu Abbas ra. berkata : “Menuntut Ilmu sesaat (satu jam) lebih baik dari bangun ibadat satu malam, dan menuntut ilmu sehari lebih baik dari pada puasa tiga bulan.” (R. Ad Dailami, Kitab Irsyadul ‘Ibad)

Sakhbarah ra. berkata : “Barangsiapa yang menuntut ilmu maka menjadi penebus dosa-dosa yang telah lalu.” (R. At Tirmidzi, Kitab Irsyadul ‘Ibad)


A’isyah ra. berkata : “Barangsiapa yang pindah untuk belajar ilmu, maka akan diampuni baginya sebelum melangkahkan kakinya.” (R. Asy Syairazi, Kitab Irsyadul ‘Ibad)

Ibnu Abbas ra. berkata : “Nabi Sulaiman as. diberi kesempatan untuk memilih antara harta, kerajaan dan ilmu, maka ia memilih ilmu, maka diberi (juga) kerajaan dan kekayaan, karena ia memilih ilmu, maka yang lainnya ikut padanya.” (R. Ibnu Asakir dan Ad Dailami, Kitab Irsyadul ‘Ibad)


Abu Umamah ra. berkata : “Tiap orang yang tumbuh dalam menuntut ilmu dan ibadat hingga besar (tua), maka Allah akan memberinya pahala tujuh puluh dua orang siddiq pada hari qiamat.” (R. Ath Thabarani, Kitab Irsyadul ‘Ibad)


Anas ra. berkata : “Ulama sebagai pewaris dari para Nabi, mereka dicintai oleh ahli langit, dan dibacakan istighfar oleh ikan dilaut, jika mereka mati hingga hari kiamat.” (R. Ibnu An Najar, Kitab Irsyadul ‘Ibad)

Muhammad bin Ali berkata : “Dua roka’at dari seorang alim, lebih utama daripada tujuh puluh roka’at dari orang yang bodoh (tidak alim).” (R. Ibnu An Najar, Kitab Irsyadul ‘Ibad)



Ibnu Abbas ra. berkata : “Seorang alim jika mati, maka Allah membentuk ilmunya bagaikan orang yang menyenangkannya dalam kubur hingga hari kiamat, dan mengelakkan daripadanya segala binatang jahat ditanah.” (R. Ad Dailami, Kitab Irsyadul ‘Ibad)

Ibnu Abbas ra. berkata : “Jika bertemu orang alim dengan orang abid diatas shirat, maka diperintahkan kepada abid itu: Masuklah kesurga dan bersuka-suka karena ibadatmu, dan dikatakan kepada orang alim itu berhentilah disini, dan berikan syafa’atmu pada siapa yang engkau suka, maka tiadalah engkau memberi syafa’at kepada seorang melainkan akan diterima oleh Allah, maka ia berdiri sebagaimana kedudukan para Nabi.” (R. Abusy Syaikh dan Ad Daelami, Kitab Irsyadul ‘Ibad)


Abu Said ra. berkata : “Barangsiapa mengajar satu ayat dari kitab Allah, atau satu bab dari ilmu agama, maka Allah akan menumbuhkan pahalanya hingga hari qiamat.” (R. Ibnu Asakir, Kitab Irsyadul ‘Ibad)



Mu’adz bin Anas ra. berkata : “Barangsiapa yang mengajar ilmu agama, maka ia mendapat pahala orang yang mengamalkan ilmu itu, dan tidak mengurangi pahalanya orang yang beramal (berbuat).” (R. Ibnu Majah, Kitab Irsyadul ‘Ibad)


Ibnu Abbas ra. berkata : “Pergi diwaktu pagi atau sora kemesjid untuk mengajar ilmu agama lebih baik disisi Allah daripada jihad fisabilillah.” (R. Abnu An Najar, Kitab Irsyadul ‘Ibad)



Imam Asy Syafi’I berkata : Aku telah mengadu kepada imam Waqi' tentang hafalanku yang rusak, maka beliau memberitahukan bahwa obatnya itu dengan meninggalkan maksiat.


Imam Asy Syafi’I berkata : Dan beliau berkata bahwa ilmu itu adalah cahaya dan cahayanya Allah tidak akan diberikan kepada orang yang bermaksiat kepadanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar